J?liya Sutta

J?liya Sutta

Tentang J?liya

Diterjemahkan dari bahasa P??i ke bahasa Inggris oleh

Maurice O’Connell Walshe

© 2009-2011


[159] 1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR1. Suatu ketika, Sang Bhagav? sedang menetap di Kosambi, di taman Ghosita. Dan dua pengembara, Ma??isa dan J?liya, murid dari petapa bermangkuk kayu, mendatangi Beliau, bertukar sapa dengan Beliau, dan duduk di satu sisi … (paragraf 1-5 = DN 6, Mahali Sutta, paragraf 15-19). [160]

1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Suatu ketika, Sang Bhagav? sedang menetap di Ves?l?, di Aula Segitiga di dalam Hutan Besar. Dan pada saat itu, sejumlah besar Brahmana, utusan dari Kosala dan Magadha sedang berada di Ves?l? untuk suatu urusan. Dan mereka mendengar: ‘Petapa Gotama, putra Sakya, yang telah meninggalkan suku Sakya, sedang berdiam di Ves?l?, di Aula Segitiga di Hutan Besar. Dan sehubungan dengan Sang Bhagav?, Yang Terberkahi, telah beredar berita: “Yang Terberkahi adalah seorang Arahat, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, sempurna dalam pengetahuan dan perilaku, telah menempuh Sang Jalan dengan sempurna, Pengenal seluruh alam, Penjinak manusia yang harus dijinakkan yang tiada bandingnya, Guru para dewa dan manusia, seorang Buddha, Bhagav? Yang Terberkahi.” Beliau menyatakan kepada dunia ini dengan para dewa, m?ra dan Brahm?, para petapa dan Brahmana bersama dengan para raja dan umat manusia, setelah mengetahui dengan pengetahuan-Nya sendiri. Beliau mengajarkan Dhamma yang indah di awal, indah di pertengahan, dan indah di akhir, dalam makna dan kata, dan Beliau memperlihatkan kehidupan suci yang sempurna, murni sepenuhnya. Dan sesungguhnya adalah baik sekali menemui Arahat demikian.’

2. Dan demikianlah para Brahmana ini, utusan dari Kosala dan Magadha pergi ke Hutan Besar, menuju Aula Segitiga. Pada saat itu, Yang Mulia N?gita adalah pelayan pribadi Sang Bhagav?. Maka mereka menemui Yang Mulia N?gita dan berkata: ‘Yang Mulia N?gita, di manakah Yang Mulia Gotama berada? Kami ingin menemui Beliau.’ [151]

‘Teman-teman, ini bukanlah saat yang tepat untuk menemui Sang Bhagav?. Beliau sedang bermeditasi.’ Namun para Brahmana tetap duduk di satu sisi dan berkata: ‘Kami akan pergi setelah menemui Gotama, Sang Bhagav?.’

3. Kemudian O??haddha, seorang Licchavi masuk ke Aula Segitiga bersama banyak pengikut, memberi hormat kepada Yang Mulia N?gita dan berdiri di satu sisi, berkata: ‘Di manakah Sang Bhagav? berada? Sang Arahat, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna? Kami ingin menemui Beliau.’ ‘Mah?li,1 sekarang bukan waktunya untuk menemui Sang Bhagav?, Beliau sedang bermeditasi.’ Namun O??haddha hanya duduk di satu sisi, dan berkata: ‘Jika aku telah menemui Sang Bhagav?, Sang Arahat, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, aku akan pergi.’

4. Kemudian Sama?er? S?ha2 datang menemui Yang Mulia N?gita, berdiri di satu sisi dan berkata: ‘Yang Mulia Kassapa,3 para Brahmana ini utusan dari Kosala dan Magadha telah datang ke sini untuk menemui Sang Bhagav?, dan O??haddha, si Licchavi, juga, telah datang bersama banyak pengikut untuk menemui Sang Bhagav?. Baik sekali, jika Yang Mulia Kassapa, mengizinkan orang- orang ini menemui Beliau.’ ‘Baiklah, S?ha, engkau beritahukanlah kedatangan mereka kepada Sang Bhagav?.’ ‘Baik, Yang Mulia,’ S?ha menjawab. Kemudian ia mendatangi Sang Bhagav?, memberi hormat, berdiri di satu sisi dan berkata: ‘Bhagav?, para Brahmana utusan dari Kosala dan Magadha telah datang ke sini untuk menemui Bhagav?, dan demikian pula O??haddha, si Licchavi bersama banyak [152] pengikut. Baik sekali jika Bhagav? mengizinkan mereka menemui Bhagav?.’ ‘Baiklah, S?ha, siapkan tempat duduk dalam keteduhan tempat ini.’ ‘Baik, Bhagav?,’ S?ha menjawab, dan melakukan perintah itu. Kemudian Sang Bhagav? keluar dari tempat tinggal-Nya dan duduk di tempat yang telah dipersiapkan.

5. Para Brahmana mendekati Sang Bhagav?. Setelah saling bertukar sapa dengan Beliau, mereka duduk di satu sisi. O??haddha bersujud kepada Sang Bhagav?, dan kemudian duduk di satu sisi, dan berkata: ‘Bhagav?, tidak lama yang lalu, Sunakkhatta si Licchavi4 menemuiku dan berkata: “Tidak lama lagi aku sudah menjadi pengikut Sang Bhagav? selama tiga tahun. Aku telah melihat pemandangan surgawi, menyenangkan, menggembirakan, memikat, namun aku belum pernah mendengar suara-suara surgawi yang menyenangkan, menggembirakan, memikat.” Bhagav?, adakah suara-suara surgawi yang demikian, yang tidak didengar oleh Sunakkhatta, ataukah tidak ada?’ ‘Ada suara-suara demikian, Mah?li.’

Demikianlah Sang Bhagav? berkata, dan kedua pengembara gembira mendengar kata-kata Beliau.

  • 1. Untuk alasan tertentu, bagian akhir dari DN 6 diulangi lagi di sini sebagai Sutta yang berbeda.

6. ‘Kalau begitu, apakah alasannya, apakah sebabnya mengapa Sunakkhatta tidak mendengarnya?’ [153] ‘Mah?li, dalam satu kasus seorang bhikkhu, menghadap ke timur, masuk ke dalam sam?dhi satu sisi5 dan melihat pemandangan-pemandangan surgawi, menyenangkan, menggembirakan, memikat … namun tidak mendengar suara-suara surgawi. Dengan sam?dhi satu sisi ini, ia melihat pemandangan-pemandangan surgawi namun tidak mendengar suara-suara surgawi. Mengapakah? Karena sam?dhi ini hanya membawa kepada penglihatan atas pemandangan- pemandangan surgawi, dan tidak kepada pendengaran atas suara- suara surgawi.’

Sumber : https://samaggi-phala.or.id/tipitaka/jaliya-sutta-2/

Artikel yang Berhubungan

  • Tidak ada artikel lain

Leave a Reply

Artikel yang Berhubungan

Facebook Update

Photo Gallery

Log in | Designed by Gabfire themes