MARILAH BERMEDITASI Bag. 2 – selesai Oleh: Sri Pannavaro Mahathera
MARILAH BERMEDITASI Bag. 2: Hubungan Pikiran, Perasaan dan Jasmani
Saya mau ke paragraph/chapter kedua, Tapi paragraph kedua ini ada
hubungannya dengan paragraph pertama.
Uraian yang pertama tadi harus diingat!!!
Saudara.. Kalo saudara punya anak di Amerika, di LA atau di New York?
Atau di jerman, saya tidak ingin menggunakan contoh Amerika. Sebab
nanti kalo pas ada yang punya anak di Amerika, nanti jangan-jangan
bhante ini meramal.
Malam-malam anda mendapatkan telepon.
Pak… Bu… setengah jam yang lalu anak bapak masuk ICU, tabrakan,
gak sadar sekarang….
Selama anda mencari / mengurus visa, pasport, mencari karcis, naik
pesawat 20 jam… 22 jam…
Bagaimana pikiran kita ini sebagai orang tua?
Was-was.. gelisah.. khawatir.. berkembang biak ( di pikiran ).
Kalo ibu mendengar, bapak mendengar anak ditabrak ( kecelakaan ),
koma, masuk ICU… Jauh….
Timbul gelisah khawatir…
Iki mengko kepiye…. sopo sing nulung ( ini nanti bagaimana.. siapa
yang menolong ), bisa sembuh tidak, yang nokoke Pien Zehuang sopo iki
engko ( yang beliin Pien Zehuang siapa ini nanti ).
Pertanyaan saya…
Ibu bapak senang apa susah?
Susah…. ( gak usah mikir-mikir itu jawabannya ), siapa yang senang
anaknya di ICU….
Pikiran itu ibu bapak.. Sangat cepat dan sangat kuat sangat
mempengaruhi perasaan…. ( tolong ini diingat-ingat, nanti ada contoh
lagi ).
Kalo perasaan ibu bapak susah, karena pikiran gelisah, membayangkan
anaknya, was-was.. khawatir..
Pikiran dengan cepat mempengaruhi perasaan, perasaannya susah.
Kalo ibu susah seperti itu, apakah makan rasanya enak?
Tidak enak… Kesukaannya apa toh dia? Soto.. cepat-cepatlah beliin soto..
Sotonya datang, di lihat saja..
Lain persoalan kalo anaknya yang ada di Jepang telepon, setelah kuliah
menghabiskan uang bertahun-tahun..
Mah… hari ini aku lulus. Tenan iki mah, gak ngapusi ( benar ini mah
gak bohong ).
Nanti hasilnya saya faks….
Lalu… ibu bapak.. Aduh anakku lulus… ( Pikirannya bereaksi anaknya
lulus, sukses, kewajiban sebagai orang tua satu langkah selesai ).
Pikiran mempengaruhi perasaan…
Perasaan ibu bapak bagaimana? Senang apa tidak senang anaknya lulus?
Senang… cepat sekali itu, Pikiran mempengaruhi perasaan itu cepat sekali.
Sangat cepat dan sangat kuat….
Ini bukan hanya ajaran Buddha ibu bapak dan saudara.. Ibu bapak
cocokkan sendiri pengalaman sendiri.
Berpuluh-puluh tahun… betul tidak?
Pikiran sangat berpengaruh terhadap perasaan, perasaan sangat
berpengaruh terhadap jasmani.
Oh… bhante kalo begitu ya bhante.. Kalo pikiran ini bisa
di-KENDALIKAN, TEGUH, KUAT. Aduh bhante bagus sekali ya….?
Memang…
Kalo pikiran kita tidak labil, tidak mudah terombang-ambing oleh
berita apapun, cerita apapun… Pikiran saya bisa kuat, teguh, tenang,
kan bagus kan bhante???
Bagus… sangat bagus…
Perasaan tidak mudah terpengaruh.
Kalo perasaan tidak terpengaruh… jasmani tidak terpengaruh…
Tapi bagaimana bhante? Meneguhkan pikiran… menenangkan pikiran ini bagaimana?
Sulit saudara…
Pikiran itu LICIN… LIHAY… HALUS… TIDAK BISA DIRABA.. TIDAK BISA
DIDETEKSI.. BERGERAK SEENAK-ENAKNYA SENDIRI..
Lalu bagaimana bhante… bagaimana membuat pikiran ini Teguh… Kuat…
Sebab kalo pikiran tidak teguh tidak kuat… Aduh..
terombang-ambing.., perasaan kita terombang-ambing, susah-senang…,
sedih-gembira…, kecewa.. lalu sedih lagi. Dan itu merusak jasmani
kita, mempengaruhi jasmani kita.
Jadi pikiran itu harus dibuat kuat, teguh, tenang.. caranya bagaimana bhante?
Ibu bapak dan saudara caranya….
DIBALIK………….
Karena PIKIRAN MEMPENGARUHI PERASAAN DAN PERASAAN MEMPENGARUHI
JASMANI.. maka sekarang jasmaninya ditoto ( ditata / dikondisikan).
Karena kalo jasmaninya ditoto ( ditata/dikondisikan ), perasaan juga
ikut noto ( tertata/terkondisi ), dan perasaan itu sudah noto (sudah
tertata/terkondisi ) maka pikiran menjadi tenang.
Bisa dipahami ibu bapak?
Nah sekarang Chapter ketiga… Noto ( menata/mengkondisikan ) jasmani
bagaimana bhante???
=================================================
MARILAH BERMEDITASI – Bag. 3: Cara Menata Jasmani
Nah sekarang Chapter ketiga… Noto ( menata/mengkondisikan ) jasmani
bagaimana bhante???
Apa kalo rambut sudah putih terus disemir, kalo hidung bengkok terus
di… katanya sekarang ada yang ditarik-tarik.. ( operasi plastik )
saya tidak tahu.
Bagaimana apa jalannya juga harus pelan-pelan seperti macan kelaparan????
Tidak…..
Noto ( menata/mengkondisikan ) menurut pandangan Dhamma adalah “MEDITASI”.
Loh bhante koq meditasi ada hubungannya dengan jasmani?
Iya…. karena yang paling gampang itu meditasi yang dihubungkan dengan jasmani.
Tidak dengan perasaan dulu atau pikiran.
Caranya bagaimana bhante?
Memperhatikan jasmaninya sendiri….
Gimana bhante? apa di ngiling-ngilingi terus…? ( Apa dilihat-lihat terus..? )
( Bhante Pannavaro sambil mempraktekkan melihat-lihat tangannya sendiri ).
Tidak…
Yang diperhatikan nafasnya sendiri.
Masuk…. Keluar… Masuk… Keluar…, duduk dengan tenang.
Tidak usah duduk sila…. duduk di kursi juga boleh. ( Tangan rileks
tidak menyandar ).
Masuk… Keluar… Masuk… Keluar…
Hanya begitu bhante?
Hanya begitu saudara….
Ada doa-doa? Tidak ada.
Ada lilin dupa? Tidak ada.
Ada patung Buddha? Tidak perlu.
Baca Paritta? Tidak perlu.
Jadi hanya begitu bhante?
Ya.. Hanya begitu ibu bapak saudara.
Menenangkan jasmani, membuat kondisi jasmani kita tenang…
Kalau jasmaninya dikondisikan begitu… Jasmani akan mengkondisikan perasaan..
Perasaannya tidak mulak-mulak ( tidak terombang-ambing / berguncang-guncang ).
Kalau perasaannya tenang… maka pikirannyapun menjadi tenang.
Sehari berapa kali bhante?
Satu kali gak usah dua kali… lebih bagus.
Optimal bagi yang berkeluarga 1/2 jam lebih boleh…
Mulai dari 10 menit dulu… 15 menit… 20 menit dan seterusnya.
Gak sempat bhante?
Hah…. gak sempat? Makan sempat.. ke wc sempat.. tidur sempat.. mati
juga nanti sempat.
Meditasi 1/2 jam sehari tidak sempat? ( B. Pannavaro sambil
menggeleng-gelengkan kepala ).
Sangat berharga…..
Gak usah rapal, gak usah mantra, gak usah doa, gak usah nyebut Buddha
atau yang lain, tidak usah bersila di kursi boleh, tidak usah ada ubo
rampe ( persembahan ) dupa lilin.
TIDAK ADA ONGKOS SAUDARA….. Murah sekali!
Kalo saudara mau beramal berdana, harus punya modal…..
Saudara mau berdana apa?
Saya mau menyumbang makanan.
Kalau saudara gak punya makanan yang mau diberikan apa? Saudara harus
punya makanan dulu.
Anda mau nyumbang obat. Anda harus punya obat dulu, baru bisa memberikan obat.
Aku mau berdana tenaga saja. Ya anda harus punya tenaga, baru bisa
membantu tenaga.
Kalau anda sakit dan berbaring di rumah sakit bagaimana mau menyumbang tenaga.
Aku ingin menyumbang berdana nasehat. Anda harus punya pengetahuan
baru bisa memberi nasehat.
Kalau meditasi?
ANDA TIDAK PERLU PUNYA APA-APA…..!
Jasmani akan sangat mempengaruhi perasaan…. Perasaan-perasaan akan
menjadi tenang… tenang…
Yang semula senang banget.. yang semula sedih banget…
Kalo sekarang perhatian kita memperhatikan nafas…
Perasaan itu meskipun untuk sementara dia akan turun……….
Apa betul bhante jasmani itu sangat mempengaruhi perasaan?
Sangat betul saudara…..
Kalau saudara suatu ketika merasa sesak…. Aduh sesak aku.. ( karena
sedih ataupun marah ), susah… aku…karena macam-macam masalah.
Tidak ada jalan keluar, belum bisa diselesaikan.
Untuk meringankan sementara sesaknya itu bagaimana saudara?
UNJAL AMBEKAN ( TARIK NAPAS )…….. Rileks….
Meskipun hanya sebentar…
Itu suatu bukti kalo fisik ini ditenangkan… Emosi menjadi rileks….
Kalau perasaan terkondisi… maka pikiran akan menjadi tenang.
Nah…. Sekarang ikuti penjelasan yang lain…. Tetapi tetap ada
hubungannya dengan uraiannya ini…
=================================================
***** MARILAH BERMEDITASI – Bag. 4: Meditasi
Nah…. Sekarang ikuti penjelasan yang lain…. Tetapi tetap ada
hubungannya dengan uraiannya ini…
Tadi bhante mengatakan kalau pikiran mendapatkan reaksi, anaknya
sakit.. anaknya masuk ICU.. Suaminya tidak pulang… atau anaknya
lulus ujian… atau mendapatkan keuntungan yang besar.
Reaksi pikiran cepat sekali mempengaruhi perasaan.
Cepat sekali… Kuat sekali…
Perasaannya menjadi senang atau tidak senang, suka atau sedih.
Benar…
Tetapi sebaliknya…
Perasaan juga mempengaruhi pikiran..
Kalau perasaannya tenang… Pikirannya tenang.
Kalau perasaannya berkobar-kobar.. Pikirannya juga berkobar-kobar.
Saya ingin memberikan contoh-contoh…
JUSTRU PENGARUH PERASAAN ITU KUAT SEKALI TERHADAP PIKIRAN!
Apa saja gerak-gerik kita sehari-hari, yang kecil-kecil sekalipun. Apa
yang mendorong?
YANG MENDORONG PERASAAN….
Sekarang sudah jam delapan seperempat, saya bicara satu jam lebih. Dan
selama satu jam seperempat kira-kira… atau satu jam lebih.
Saya duduk tidak menyandar….
Apa yang dirasakan bhante?
Pegal….
Bhante senang apa tidak senang?
Tidak senang…
Perasaan tidak senang ini memerintahkan pada pikiran,
Nyendero-nyendero ( menyandarlah-menyandarlah ). Nanti kalo waktunya
tanya jawab menyandarlah…..
Waktu saya menyandar….
Apa yang timbul?
Enak… ( suka )
Enak ( suka ) lalu memerintahkan pada pikiran….
Menyandarlah terus….
Siapa yang memerintahkan pikiran?
PERASAAN………..
Kalo umat Buddha yang sudah lama, mengerti manusia itu kan 5 Khanda toh…
1. Yang kasar namanya JASMANI
2. PERASAAN ( VEDANA ). Menurut pengertian Dhamma perasaan ini bisanya
senang – tidak senang. Rasa asin, rasa asam itu pikiran dalam agama
Buddha. Rasa malu, rasa sedih itu pikiran…
Perasaan dalam pengertian psikologis buddhist hanya SUKA atau TIDAK
SUKA ( Senang atau Tidak Senang ), di tambah NETRAL ( ya netral boleh
diabaikan – Suka tidak… tidak suka juga tidak ).
3. INGATAN
4, PIKIRAN ( SANKARA ). Yang punya rencana, cita-cita, segala macam
ingat yang lalu, mau begini mau begitu. Katanya orang pikiran ini
tidak terbatas, dari jaman primitif sampai sekarang lalu kemudian
berkembang lagi.. batasnya tidak tahu pikiran ini.. Hebat sekali…
5. KESADARAN
JUSTRU YANG BERBAHAYA BUKAN SANKARA ( PIKIRAN ). YANG BERBAHAYA VEDANA
( PERASAAN ).
Karena perasaan itu yang menjadi provokator… Dia memprovokasi pikiran kita!
Apa saja ibu bapak boleh saja mencocokkan sendiri.
Saya lihat orang itu tadi duduknya sangat tenang…. Setelah agak lama
satu jam lebih… koq dia mulai goyang-goyang ( gelisah ).
Kenapa?
Pikirannya menyuruh bergoyang-goyang….
Mengapa pikirannya menyuruh bergoyang-goyang…?
Karena perasaannya kalo duduk tegap terus rasanya tegang dan TIDAK
SUKA, koq bhante ceramah belum berhenti-berhenti…..
Lalu perasaannya membujuk pikiran
EH PIKIRAN…. ITULOH… DUDUKNYA AGAK GOYANG-GOYANG, BIAR GAK
SAKIT… BIAR ENAK…
Itu… perasaan, yang menjadi biang keladinya….
Dia yang memprovokasi, dia yang menghasut segala macam.
Kalau senang… Dia menghasut pikiran…. lagi… lagi… lagi…
Kalau tidak senang… Dia menghasut pada pikiran…. singkirkan…
singkirkan… singkirkan…
Dia jalan lihat di rumah tetangganya… ada mangga bagus-bagus jatuh….
Melihat itu… perasaan langsung bereaksi… Lihat mangga… SENANG…
Lalu perasaan memerintahkan pikiran…. Ambil…. Ambil… Ambil…
Pikiran: Tapi kan kepunyaan orang, apa gak mencuri?
Kalau gak di simpan pemiliknya kamu kan tidak mencuri…. kan di situ
tergeletak…. Ambilah.. ga papa.
Pikiran begitu ramai, berdebat-debat terus….
Lalu….. Ambil……………….
Tapi ambil… dipukulin orang satu kampung, karena loncat pagar.
Dipukulin enak atau tidak enak? ( Suka atau tidak suka? )
Tidak enak ( Tidak Suka ).
Suka atau Tidak Suka?
Tidak suka… wah.. sakit semua…
Suatu hari dia lihat mangga yang jatuh lagi… lebih banyak.
Sekarang perasaannya lain….
Sakit loh nanti… sakit loh nanti… dipukulin.
Ingatan akan yang sakit dan perasaan tidak suka karena di pukulin itu
memerintahkan pikiran:
Jangan ambil… Jangan ambil… Jangan ambil…
Mungkin pikiran masih membantah, tapi kemarin kan banyak orang….
Sekarang kan gak ada orang…
Ya.. nanti kalau kamu sudah meloncat, trus orangnya datang nanti kamu
mau lari kemana?
Ya.. nanti saya bilang. Ini nanti saya mau beresin supaya gak
berantakan taruh di pojok…
Oh… Pikiran ini LIHAY sekali….. Tetapi… pemicu / penyulut api
pertamanya adalah PERASAAN….
Tapi bagaimana bhante supaya perasaan tidak menjadi penghasut?
CARANYA:
JASMANI HARUS DIKONDISIKAN, KALAU JASMANI DIKONDISIKAN… MAKA
PERASAAN AKAN TERKONDISI TENANG, KALAU PERASAAN TERKONDISI MENJADI
TENANG…..
PROVOKATORNYA TIDAK GANAS…..
Dia tidak memprovokasi pikiran dengan seenaknya sendiri…. Karena
provokatornya mulai tenang.
Bagaimana menenangkan provokator?
JASMANI HARUS DIKONDISIKAN…
LATIHAN HARUS DIMULAI DENGAN JASMANI….
MEMPERHATIKAN NAFASNYA SENDIRI.
Apa yang saya uraikan ini ibu bapak dan saudara:
INILAH DASAR AJARAN DHAMMA, tidak lebih….
Semua orang termasuk orang yang tidak sekolah sekalipun, petani
sekalipun atau lebih dari itu, tidak intelektual sekalipun,
BISA MEDITASI……… Karena hanya memperhatikan nafasnya sendiri….
Itu meditasi Buddhist….
Meditasi Buddhist tidak hanya duduk diam saja….
———————————————————————————
Kalo kita sudah terbiasa meditasi seperti itu…
Waktu meditasi jalan tiba-tiba perasaan muncul, senang sekali yang luar biasa.
Kita boleh berhenti sekarang. Memperhatikan perasaan yang muncul.
Eh… ini ada perasaan yang muncul.
Tugas kita hanya memperhatikan saja…
Tidak usah mencari…
Duh.. senang ini darimana ya? Tidak usah..
Sampai nanti dia tenggelam… Senangnya nanti tidak mengganggu lagi,
baru jalan lagi…
Tiba-tiba ingat karena mungkin pernah ke Jepang, ada patung Buddha
besar… tidak diingat-ingat, tapi muncul dengan sendirinya..
Oh saya pernah melihat patung Buddha besar.
Kalo itu mengganggu jalannya berhenti.
Disadari ingatan muncul, sampai tidak mengganggu lagi baru jalan lagi.
Demikian juga waktu kita meditasi duduk.
Masuk… Keluar… Masuk.. Keluar… Masuk… Keluar…
Hanya mengamat-amati PASIF…
Masuk…. Nafas ini masuk kemana ya?
Ke paru-paru atau ke perut?
Tidak usah tanya…
Keluar… Yang keluar ini nafas baik atau nafas buruk ya?
Tidak usah nanya… Tidak usah menganalisa… Tidak usah mencari tahu…
Hanya lihat saja…. PASIF…
Koq timbul pikiran senang luar biasa….
Lain dengan senang-senang duniawi.
Oh… kayak begini… perasaan apa ini?
Sadari saja…..
Tidak usah mereka-reka, apa ini saya sudah nyampe?
Sadari saja…
Hanya itu bhante?
Iya hanya itu….
Kalau begitu meditasi Buddhist itu tujuannya apa?
Tujuannya supaya keawasan kita menjadi kuat….
Kalau keawasan kita kuat, maka keawasan itu bisa membuat emosi (
perasaan ) tenang…
Keawasan itu juga bisa untuk mengawasi pikiran…
Tidak untuk membangkitkan Khundalini, melihat mahluk halus, bisa
mengobati, bisa terbang…
TIDAK….
Karena kalau keawasan itu mengawasi emosi ( perasaan ), emosi (
perasaan ) menjadi tenang.
Kalau keawasan kita bisa mengawasi pikiran… oh AKU kita ini….
berkurang… berkurang… berkurang…
Hanya itu…
Apa yang muncul selama meditasi perhatikan saja…..
Jangan dianalisa, jangan ditanggapi, jangan dinilai, jangan dihakimi,
jangan diusir… tapi lihat saja…
Pengalaman-pengalaman yang pahit yang tidak enak…
Yang kotor… yang buruk… yang baik… lihat.. saja.
Hanya itu…
APA YANG SAYA SAMPAIKAN INI, IBU BAPAK SAUDARA… INILAH VIPASSANA..
Jadi nanti kalo ibu bapak dan saudara, ada yang ikut latihan Vipassana…
Apa yang saya uraikan ini akan menjadi penjelasan awal, saudara akan
mengerti dengan jelas kalau nanti guru meditasi menjelaskan.
Karena ada orang waktu itu atau kadang-kadang datang kepada saya..
Bhante… kalo saya meditasi di Dhamma Sundara ini, apalagi di depan stupa.
Cepat bhante masuknya… Kalau di rumah itu koq gak masuk-masuk….
Saya tidak bisa jawab…
Saya pikir masuk kemana????
Hanya kalo saya tanya nanti… dia tambah bingung…
Loh saya mau tanya.. Loh saudara masuk kemana?
Loh saya meditasi 30 tahun lebih sebagai bhikkhu, tiap hari juga
banyak sekali dan berusaha untuk sadar setiap saat.
Saya tidak pernah mengenal masuk-masuk itu….
Nah meditasi bhante bagaimana?
MEMPERTAHANKAN. MENGHADIRKAN AWARENESS ( KEAWASAN ), TERHADAP
GERAK-GERIK KITA, PERASAAN KITA, PIKIRAN KITA……
Ya… Terima Kasih
==============================================
MARILAH BERMEDITASI – Bag. 5: Tanya-Jawab Pertama
TANYA:
Sebenarnya apakah ada perbedaan antara perasaan mempengaruhi pikiran,
atau pikiran yang mempengaruhi perasaan?
Sebab sering kita dengar statement-statement bahwa: Jadi manusia yang
rasional… Atau kadang-kadang, laki-laki itu rasional sedangkan
wanita lebih emosional dan sebagainya. Terima kasih bhante.
JAWAB:
Kalo saya diminta untuk memberikan tanggapan singkat.
Timbal-balik, Interdipendensi
Semua reaksi pikiran pasti langsung mempengaruhi perasaan.
Perasaan yang dipengaruhi itu, suka dan tidak suka atau senang dan tidak senang.
Di dalam Buddhist biasanya senang dan tidak senang ini dibagi dua.
Kalo senang tidak senang itu datangnya dari sensasi tubuh. Makan enak,
melihat yang bagus, meraba yang dia suka disebut SUKHA, kalau melihat
yang buruk, merasakan yang dia tidak biasa maka disebut TIDAK SUKHA.
Tetapi kalau dia mengingat sesuatu kenangan terhadap yang baik,
kenangan terhadap yang enak / kenikmatan, atau berita-berita yang
bagus yang rangsangannya bukan dari jasmani disebut SENANG, kalau
rangsangannya dari pikiran tidak menyenangkan disebut TIDAK SENANG.
Jadi dalam bahasa pali dikatakan kalau rasa senang tidak senang itu
datang secara mental SOMANASA = SENANG dan DOMANASA = TIDAK SENANG.
Tetapi kalau rangsangannya dari jasmani ini, pegal… tidak dan
sebagainya, menyicipi makanan cocok tidak itu disebut SUKA=SUKHA dan
TIDAK SUKA=DUKKHA.
Tapi sebenarnya empat ini ya.. dua, senang atau tidak senang dan kalo
mau dilengkapi tambah lagi satu NETRAL. Netral itu,,, tidak ada
reaksi. Senang yang kagak dan tidak senang juga kagak.
Kalau saya meliihat benda ini ( sambil menunjukkan pena ) karena saya
sering melihat, tidak ada yang aneh. Saya melihat tidak senang…
tidak, senang… juga tidak. Ya biasalah… Jadi perasaan seperti suka
dan tidak suka tidak muncul.
Tetapi ada kalanya dan bahkan suka dan tidak suka itu yang sering
mempengaruhi kita. Dengan kadar yang berbeda-beda. Tidak sukanya bisa
kuat sekali… Sukanya bisa kuat sekali. Pikiran mempengaruhi
perasaan, setelah perasaan itu bergolak timbul suka atau tidak suka.
Sekarang perasaan yang memprovokasi pikiran, kecuali pikiran mempunyai
pandangan, mempunyai pertimbangan.
Ojo loh dosa ( Jangan loh dosa ), nanti dipukulin orang… tidak baik,
namamu jelek lo.., itu salah satu cara untuk pikiran tidak bergolak.
Tidak melaksanakan apa yang sedang diingat atau yang sedang muncul
dipikiran.
Tetapi itu CARA BIASA…..
Semua agama termasuk agama Buddha termasuk mengajarkan begitu.
Jangan loh ingat akibat karma loh, malu loh berbuat jahat, nanti kalo
kamu begitu keluargamu ikut malu loh, Jadi meskipun perasaan itu
senang mendorong, pikiran mau melakukan ada pertimbangan yang muncul.
Hanya itu cara biasa.
Keinginan pikiran dilawan dengan konsep.
Konsep malu, konsep etika, konsep pergaulan sosial, konsep hukum
karma, konsep dosa dihukum tuhan dan lain-lain.
Kalo CARA MEDITATIF lain….
Timbul pikiran mau mencuri mangga, tidak dilawan dengan konsep, tetapi
diawasi…
Eh.. pikiran mau mencuri.. dengan diawasi begitu keinginan mencuri itu
akan turun.. turun… turun…, tidak jadi mencuri.
Apa ya cukup kuat ya bhante pengawasannya itu?
Ya karena itulah latihan meditasi.
Kalau kesadarannya / Awarenessnya lemah, tidak kuat dia…. dia tetap mencuri.
Kalo Awareness kita masih lemah bagaimana bhante?
Kalo Awareness kita masih lemah atau kadang kalanya kita lemah, pakai
cara yang tradisional yang konvensional.
Konsep-konsep tentang dosa, akibat karma, malu kalau ketangkap….
dipakai semua untuk menghantam pikiran mau mencuri mangga itu.
Boleh itu dipakai bhante?
Boleh…
Tapi itu konsep dilawan dengan konsep.
Kitab suci agama Buddha yang banyak itu semuanya konsep.
Ceramah saya satu dua jam dan setiap Dhamma Class anda merekam… Ini
konsep semua…
Ada gunanya juga untuk melawan pikiran yang negatif. Kalau pikiran
yang bagus bagaimana? Bisa didorong juga dengan konsep.
Tetapi kalau anda melatih meditasi, mempunyai Awareness atau Sati (
dalam bahasa Pali ) mempunyai keawasan yang lumayan, sekarang timbul
pikiran ingin mencuri buah mangga tidak digempur dengan konsep, tetapi
DILIHAT SAJA… DISADARI SAJA….
Oh…. mau mencuri.. Nanti dia akan turun… berkurang… berkurang…
MEMBERSIHKAN KOTORAN BATHIN…
Tapi kalau digempur dengan konsep..
Jangan loh ya… Jangan… orang tua bisa malu.. buah karmanya nanti loh…
ITU KOTORAN BATHIN HANYA SEPERTI DITUTUP SAJA
( DITUTUP DENGAN KONSEP DOSA, TAKUT MALU, AKIBAT KARMA JELEK, APALAGI
GAK ADA KESEMPATAN )….
YA… NANTI DIA AKAN TUMBUH LAGI… MUNCUL LAGI.
TETAPI DENGAN CARA MEDITATIF KOTORAN BATHINNYA SEPERTI DIBERSIHKAN…
DIKIKIS… DIHABISKAN, DIKURANGI..
Misalnya apa?
Misalnya mau mengambil uang milik orang yang berada di atas meja yang
tidak ada orangnya.
Pertama mata melihat… mata lapor ke pikiran…
Ingatan muncul.. bahwa yang dilihat adalah uang..
Lalu pikiran bermain tidak ada orangnya..
Lalu perasaan muncul… itu cepat sekali prosesnya…
” Wah senang punya uang banyak senang / enak”
Lalu pikiran: Apalagi sekarang tidak punya uang…
Langsung perasaan senang yang muncul memprovokasi pikiran… ambil-ambil…
Kalau tidak ada pertimbangan… langsung ambil saja….
mata gelap orang bilang – Emosi ( Perasaan ) membutakan Pikiran
Kalau ada pertimbangan..
Ingat loh ya… ini di vihara loh…
Kualat loh… Jukuk duit engko ciker tangane loh. ( ambil uang nanti
tanganmu cacat loh )
Gak ingat hukum karma? Gak ingat orang tua? Gimana nanti kamu tertangkap….
Jangan-jangan…jangat berbuat jahat, banyak berbuat baik…
Uangnya itu nanti.. disimpan saja jangan di ambil.
ITU SEMUANYA KONSEP… untuk menggempur keinginan mencuri uang.
Sehingga tidak jadi ambil uang….
Gak jadi ambil uang… kan bagus bhante?
Bagus…
TAPI KOTORAN BATHIN TIDAK BERKURANG…. HANYA DITUTUP DENGAN KONSEP.
Ini cara yang konvensional…
Takut Tuhan, Takut neraka, Takut akibat karma, Takut hukum negara, Takut malu
Kalo cara meditatif bagaimana bhante?
Saya singkat saja…
Lihat uang… senang… mau mengambil…
Oh… mau ambil, diperhatikan saja keinginan mau mengambil itu.. nanti
dia turun.. turun.. turun…
Apalagi sebelum keinginan muncul…
Timbul perasaan suatu melihat uang “senang” (apalagi kalau itu bisa ditangkap )
Oh…. senang muncul…
Belum sampai dia memprovokasi pikiran..
Itu lebih lagi…
Lebih awal lagi dia melihat, mengetahui, menyadari.. Vedana Senang (
Perasaan senang ) karena melihat uang.
Belum sampai menghasut / memprovokasi pikiran…..
Tapi kalau dia luput…
Sampai perasaan itu menghasut pikiran.. tidak papa…
Sekarang pikirannya yang diperhatikan.
Sehingga kekuatan pikiran untuk mau mengambil itu.. turun… turun… turun…
ITULAH VIPASSANA
Sangat Universal cara ini.
Anda mempraktekkan cara ini, kalo anda beragama bukan Buddhist…
Keyakinan anda tidak… terganggu…
Dan anda tidak harus menjadi umat Buddha…. Untuk melatih Vipassana…
===========================================
MARILAH BERMEDITASI – Bag. 6: Tanya-Jawab Kedua ( Habis )
TANYA:
Dalam Praktek saya, Itu kesadaran saya bisa dikalahkan dengan AKU.
Kesadaran saya itu sadar benar, tapi AKU-nya ini kuat sekali. Sehingga
tujuannya tidak tercapai. Bagaimana supaya bisa mengalahkan AKU-nya
itu? Supaya kita itu bisa tenang.
JAWAB:
Bagus sekali… pertanyaan ini bagus sekali.
Dan sebetulnya jawabannya tidak sulit
Bhante… kalau saya selesai melakukan sesuatu mengatur ruangan ini,
mengatur dekor, membangun sesuatu, bangun pabrik, bangun apa…, anak
lulus..
AKU-kan muncul bhante? Meskipun tidak diucapkan… ( jangan diomongkan
loh.., nanti kalo bhante tahu.. dikira AKU-nya besar ).
Tapi di dalam pikiran muncul.
AKU sudah berhasil meluluskan anakku. Wah dekor ini bagus ya.. AKU
puas…, Oh gedung ini… dulu AKU yang mencarikan dana.., AKU yang
merancang.
Itukan AKU muncul bhante? Bagaimana bhante? Sayakan sudah meditasi?
Sederhana saudara sebetulnya saudara.. JANGAN DI MUSUHI AKU-nya.
Loh gimana bhante?
Lihat aja…. Eh… AKU lagi muncul ini…
Biar… saja….
Malulah AKU koq muncul terus…, ini kan tidak baik, katanya bhante ini
biang keladi. Nanti serakah bisa muncul, benci bisa muncul.
Gak baik ini… pikiranku koq begini?
Itu malah tidak baik. Memusuhi dirinya sendiri. Kebencian kepada dirinya.
Jadi bagaimana bhante?
Lihat saja… Oh… AKU lagi mau enjoy-enjoy. Mau mencari nama ini….
Nanti dia akan turun.. turun… turun…
Jadi kalau AKU muncul itu tidak dianggap noda bhante?
Di dalam vipassana semua diperhatikan, tidak dipilah-pilah mana noda,
mana bersih, mana jahat, mana kotor, mana mulia, mana rendah, mana
ingatan, mana rencana, tidak dikategorikan begitu. Semua yang muncul
dipikiran termasuk ke-AKU-an, keserakahan, ingin selingkuh, ingin
makan enak, ingin hubungan seks, ingin membunuh, semuanya
diperhatikan…. Saja.
Tidak di stop?
Tidak…
Tetapi juga tidak dikembangkan… Sederhana.
Kalo AKU-nya membara-bara bhante?
AKU yang berhubungan dengan kebencian. Aku dibohongi, Aku dilangkahi,
Harga diriku diinjak-injak…
Juga di perhatikan saja.
Kalo AKU berhubungan dengan keserakahan. Aku sukses, Aku berhasil, Aku
melakukan yang baik, Aku rendah hati, Aku tidak sombong…
Juga dibiarkan saja… Dilihat saja.
Lihat dengan PASIF….
Ya sukar bhante…
Oleh karena itu, sebelum mampu memperhatikan gejolak pikirannya.
Berusahalah memperhatikan perasaan. Karena jenisnya perasaan hanya dua
macam, Suka atau Tidak Suka – Senang atau Tidak Senang.
Sebelum memperhatikan perasaan…. Mulai dengan memperhatikan jasmani..
Langkah kaki . menyapu.
Ya tidak bisa bhante…. Sadar terus menerus….. sepanjang hari.
Ya memang tidak bisa…. Sebanyak mungkin….
Dan sekali sehari duduk diam. Memperhatikan nafasnya sendiri…
TANYA: ( Video Terpotong )
JAWAB:
Kalau kita meditasi duduk capek di punggung.
Ada dua hal.. capeknya ini disadari… bisa.
Atau rasa tidak senang. Oh.. ini gak senang… gak senang… Disadari
dulu, jangan diberi reaksi dulu.
Setelah disadari dulu capeknya atau tidak senangnya.
Koq masih capek terus…. Ya… di tegakkan dikit… atau buka mata sebentar
kemudian gerak-gerak sedikit. Tapi dengan kesadaran…
Kan meditasinya putus bhante?
Tidak putus.. kalo dilakukan dengan kesadaran….., tutup mata lagi…
perhatikan nafas…
Kalo ada nyamuk menggigit di pipi sini. …. Nggak mungkin perhatikan nafas…
Sadari Gatal…..
dan pikiran harus dijaga.
Ini nyamuk biasa atau demam berdarah?
Kalo nyamuk demam berdarah ini gimana kalo gak langsung di usir…
pikiran berjalan begitu.
Jangan turuti dulu…
Lalu timbul rasa tidak senang…. Oh… gak senang ini, gak senang ini…
Lalu timbul keinginan cepat-cepat digaruk…. Oh.. pikiran muncul ini…
sadari dulu… itu. Dari gatal… tidak senang… ingin garuk dan
sebagainya. Kalau sudah di sadari begitu, gatalnya tidak hilang baru
diberi reaksi. Tangannya dinaikkan diusap pipinya… naik.. turun…
hilang gatalnya tangannya diturunkan… semua dilakukan dengan penuh
perhatian. Mulai lagi nafasnya diperhatikan…. Masuk,,, keluar…
Boleh ya bhante begitu?
Boleh.. TAPI SEMUA DILAKUKAN DENGAN KEAWASAN.
Tidak pipi sakit…. Cekit Langsung pless…. Tangan menampar pipi….
Robot itu… Diperhatikan dulu… Diperhatikan dulu… jangan reaksi dulu.
Supaya apa?
Supaya emosi tidak meledak-ledak, dan pikiran tidak cepat memberikan
reaksi spontan. Perhatikan dulu sampai sejauh mana gatal ini.
Kaki sakit… ehm… sakit ini…
Pikiran: Cepat berdiri.. nanti lumpuh.. macam-macam ini muter pikirannya…
Oh… ini sakit… dijaga senetral mungkin. Tidak menganalisa, tidak
menghakimi, tidak mencari sebabnya.
JUST…… HANYA SADAR…
Lalu gak senang muncul…. Oh ini gak senang muncul.
Pikiran: Bergerak sedikit tidak papa… Oh ini pikiran sudah muncul…
ingin bergerak sedikit.
Sakitnya hilang…. Ya sudah kembali ke nafas, kalau belun hilang-hilang
mau menuruti bergerak sedikit… Ya boleh… bergerak saja dengan
kesadaran. Lalu kembali ke nafas…
Itulah Vipassana…. Selamat Melatih Vipassana.
Ada bahaya bhante melatih Vipassana kalau tidak ada guru?
Tidak ada. Selama anda mempunyai tujuan benar, untuk mengurangi
kotoran bathin, untuk menipiskan ke-AKU-an, Untuk mempertajam
keawasan, supaya ke-AKU-an tidak merajalela, supaya perasaan tidak
menjadi provokator yang ganas.
TIDAK ADA RESIKO UNTUK ITU……..
Tetapi kalo anda berlatih meditasi untuk membangkitkan kundhalini,
tenaga dalam, prana, bisa melihat mahluk halus, bisa membaca pikiran
orang, mempunyai kekuatan dalam yang luar biasa.
SAYA MOHON MAAF….. SAYA TIDAK BISA MEMBERIKAN KOMENTAR, KARENA SAYA
TIDAK MELATIH CARA MEDITASI SEPERTI ITU…………
Terima Kasih ( Habis )
Pencarian Populer :
- meditasi
- cara meditasi buddha
- meditasi buddhis
- gambar meditasi
- meditasi buddhist
- bhante pannavaro
- buddha bergerak
- bedah plastik menurut pandangan agama hindu
- pandangan agama hindu terhadap operasi plastik
- Pandangan agama hindu terhadap bedah plastik
- pikiran terhenti saat meditasi budha
- contoh tutorial gambar buddha
- perasaan budha